Histori Kasus Pembunuhan Munir - Sejuta Misteri di Balik Pembunuhan
Kasus pembunuhan salah satu aktivis HAM (Hak Asasi Manusia) yaitu Munir masih banyak menyimpan rahasia yang enggak ada ujungnya. 18 tahun yang lalu, Munir dibunuh lewat racun di udara.
Siapa itu Munir?
sumber merdeka.com
Munir yang bernama lengkap Munir Said Thalib adalah seorang aktivis dan pejuang HAM (Hak Asasi Manusia). Munir lahir di daerah Malang, Jawa Timur pada tanggal 8 Desember 1965. Enggak perlu heran, beliau ini banyak menangani kasus mengenai masalah yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Beliau juga merupakan salah satu aktivis Kontras, yaitu sebuah lembaga yang berfungsi untuk mencari tahu, berjuang dan menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diculik pada masa pemerintahan Soeharto (Orde Baru).
Namun karena pekerjaannya, Munir membuat orang yang tak suka pada dirinya merencanakan pembunuhan yang entah didalangi oleh siapa. Bagaimana bisa, beliau dibunuh? Dan bagaimana kejadiannya?
Yuk, baca artikel ini sampai habis!
Kronologi wafatnya Munir
Munir sebenarnya pengen melanjutkan studinya ke Universitas Utrecht, di Amsterdam, Belanda. Beliau ini pergi ke Belanda naik pesawat dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Tapi ada aja hal yang aneh, sebelum Munir berangkat, Munir beberapa kali dihubungi oleh orang yang ngaku-ngaku sebagai Pollycarpus Budihari Priyanto, kayak memastikan kalau beliau naik pesawat Garuda bernomor penerbangan GA - 947. Hal yang aneh banget bukan? Dan ini merupakan salah satu kejanggalan yang terlihat dari kasus pembunuhan tersebut, kalau dilihat-lihat tapi enggak terlihat, pembunuhan tersebut emang udah direncanakan.
Akhirnya Munir pun berangkat pada jam 21.30 WIB. Pada saat sekitar 15 menit setelah pesawat lepas landas, Munir memesan mi goreng berserta jus jeruk ketika ditawari makanan dan minuman oleh pramugari. Untuk melanjutkan perjalanan ke Belanda, beliau harus transit dulu di bandara Changi, Singapura. Beliau sampai di tempat tersebut pada pukul 00.40 waktu setempat Singapura.
Setelah sampai bandara Changi, Singapura, para penumpang diperbolehkan untuk jalan-jalan atau melakukan apa saja di bandara selama 45 menit. Di waktu tersebut, Munir memilih untuk mampir ke kedai The Coffe Bean. Setelah itu, penumpang kembali melanjutkan perjalanan pada jam 01.53 di waktu setempat. Ketika pesawat lepas landas, Munir meminta obat maag kepada pramugari. Semenjak saat itu, Munir bolak-balik ke toilet. Inilah gejala awal keracunan yang dirasakan oleh Munir.
Sebelumnya, Munir sempat ditangani oleh salah satu dokter yang kebetulan ada di pesawat itu. Tempat duduk Munir sempat dipindahkan, dari nomor 40 G pindah ke dekat dokter itu yang berada di kursi 1 J.
Dan pada jam 05.10 GMT (Greenwich Mean Time) atau 12.10 WIB, Munirsudah meninggal. Keadaan beliau sedang tidur dan mengeluarkan air liur, namun tidak berbusa, dan telapak tangan beliau membiru. Beliau meninggal di langit atas Rumania, 2 jam sebelum pesawat tersebut mendarat di bandara Schipol, Belanda yang merupakan tujuan beliau. Beliau meninggal tepat pada tanggal 7 September 2004.
Penyebab kematian Munir
Diketahui dari hasil otopsi yang dilakukan pada jenazah Munir, para ahli forensik mendapati adanya timbunan racun arsenik di dalam tubuhnya. Jumlah kandungan racun arseniknya besar, yaitu 3,1 miligram per liter darah. Banyak banget, kan? Padahal, jumlah kandungan racun yang masih bisa ditoleransi oleh manusia cuma 1,7 miligram per liter darah.
Diduga, racun ini dimasukkan ke dalam jus yang diminum oleh Munir. Namun, menurut pendapat dr. Mun'im Idries, dalam bukunya yaitu Indonesia X-Files, enggak mungkin banget racun arsenik tersebut dimasukkan ke dalam jus. Karena menurutnya, jus itu dingin, dan arsenik hanya bisa larut pada air panas atau hangat, yang jelas bukan air dingin. Kalau airnya dingin, arseniknya bakal kelihatan dan mengendap.
Menurut dr. Mun'im Idries Sp. F., si pelakunya pintar banget memilih racun yang ideal buat membunuh. Karena katanya, arsenik enggak ada rasa, bau, maupun warna. Kasus keracunan yang terjadi akibat arsenik cuma 10 persen, biasanya racun tersebut dipakai buat bunuh diri.
Nah, ada dua kemungkinan diracunnya Munir yang diungkapkan oleh para saksi ahli. Yang pertama, yaitu katanya Munir diracun pada saat penerbangan dengan jurusan Jakarta - Singapura. Yang kedua, kemungkinan Munir diracun di kedai Coffee Bean, saat beliau transit di Singapura. Ada beberapa saksi mata yang melihat Munir duduk bersama Pollycarpus di kedai Coffee Bean. Namun entahlah, mana yang benar.
Analisis latarbelakang kasus Munir
Dalam kasus pembunuhan Munir, kayaknya ada keterlibatan maskapai penerbangan Garuda. Karena Garuda mengeluarkan surat penugasan ke Pollycarpus Budihari Priyanto. Isi surat penugasan itu adalah buat memperbaiki masalah di roda pendarat pesawat Boeing 747, jurusan Singapura - Amsterdam. Dijelaskan tuh, oleh Indra Setiawan yang merupakan direktur utama Garuda, bahwa tugas tersebut diberikan kepada Pollycarpus buat memperbaiki masalah teknis yang bikin bahan bakar pesawat banyak yang terbuang, sehingga katanya Garuda jadi rugi.
Perlu dicatat nih, kan Pollycarpus ini seorang pilot Airbus 330, kok dikasih tugas untuk masalah teknis? Harusnya itu kan, pekerjaan teknisi, kok malah pilot yang ditugaskan buat hal itu? Terus juga, kenapa dia ditugaskan buat perbaiki pesawat Boeing 747, kan dia pilot pesawat Airbus 330? Kenapa enggak si pilot Boeing 747 aja yang ditugaskan? Aneh gitu kan, ya ges ya (ygy). Intinya, Garuda juga ikut-ikutan dalam perencanaan pembunuhan ini. Beuhh, ngeri.
Siapa saja yang terjerat hukum?
Adapun yang terjerat hukuman atas pembunuhan kasus Munir Said Thalib adalah:
1. Pollycarpus Budihari Priyanto
Pollycarpus diduga sebagai orang yang memasukkan racun arsenik ke dalam minuman milik Munir. Buktinya, Pollycarpus ditugaskan sebagai kru tambahan atau extra crew dalam pesawat tersebut, seperti ada suatu misi yang harus dilakukan, sesuai dengan apa yang sudah aku singgung di atas. Pollycarpus divonis 14 tahun penjara atas perbuatannya. Eh tapi, Pollycarpus keluar dari penjara empat tahun lebih cepat, yaitu pada tanggal 2014. Padahal, seharusnya masa tahanan Pollycarpus sampai tahun 2018 (genap empatbelas tahun). Tapi dia keluar dari tahanan pada tanggal 28 November 2014.
2. Indra Setiawan
Indra Setiawan saat itu menjabat sebagai direktur utama maskapai Garuda. Indra ikut terlibat dalam kasus ini, karena dia terlibat menugaskan Pollycarpus yang katanya untuk memperbaiki masalah yang ada di salah satu pesawat. Padahal, pada saat itu, Pollycarpus sedang cuti. Setelah diadili, Indra Setiawan divonis 1 tahun penjara.
3. Muchdi PR
Muchdi PR merupakan mantan anggota BIN (Badan Intelijen Indonesia). Muchdi PR terlibat dalam menempatkan Pollycarpus Budihari Priyanto di pesawat GA - 974. Nama Muchdi PR belakangan ini disentil oleh salah satu hacker yang sedang naik daun, yaitu Bjorka. Bjorka mengatakan lewat akun Twitter-nya dan tulisan yang berjudul "Who Killed Munir" bahwa Muchdi adalah dalang dari pembunuhan Munir. Tapi dugaan ini belum pasti, karena Bjorka belum memiliki bukti yang sah. Diketahui ada kira-kira sebanyak 41 rekaman suara di telepon antara Muchdi PR dengan Pollycarpus. Namun, rekaman tersebut enggak pernah di bawa ke meja hijau.
Kayaknya, udah saatnya negeri ini benar-benar menerapkan keadilan sosial buat seluruh rakyatnya, Coba dilihat aja dari kasus ini, penanganannya masih terkesan enggak serius dan enggak fair, enggak adil lah, istilahnya.
Nah, guyz. Itulah bagaimana kronologi dan analisis dari kasus pembunuhan salah satu aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Bagikan (share) artikel ini ke orang lain jika klean merasa artikel ini bermanfaat yaa. Tengkiyuu ~
SUMBER:
- Indonesia X-Files karya dr. Mun'im Idries Sp. F
- kompas.com
Semangat berkarya nak
BalasHapusIya, baik. Terimakasih banyak.
HapusCakepp banget zwaa
BalasHapusEhehe, makasih.
Hapus